Selasa, 06 Juni 2017

Warga Qatar Penuhi Toserba, WNI Khawatir Tak Bisa Mudik Lebaran

Doha - WargaQatar tampak menjejali toko-toko serba ada untuk mendapatkan persediaan pangan, sementara warga Indonesia yang tinggal diQatar khawatir tidak bisa mudik lebaran, menyusul pemutusan diplomatik oleh tujuh negara yang ditandai pengucilanQatar di laut darat dan udara.
Amwal Khaira (48 tahun) WNI asal Aceh yang tinggal di Al-Khor, Qatar mengaku resah atas sengketa diplomatik Qatar dari tujuh negara lain, karena ia telah memiliki tiket maskapai Etihad untuk mudik lebaran pada 27 Juni. Padahal Penerbangan pesawat milik maskapai UEA Etihad Airways, Emirates dan Flydubai dari dan ke Doha, Ibukota Qatar, dihentikan mulai Selasa (06/06).
Tujuh negara Arab dan Islam telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dan sebagian, termasuk Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Bahrain, menutup wilayah udara mereka dari pesawat Qatar, dan menghentikan seluruh penerbangan ke Qatar.
Amwal mengatakan, sebelum Ramadan ia telah membeli tiket dengan harga promo yang ditawarkan Etihad untuk tujuh orang, termasuk suami, anak-anak dan pekerja rumah tangganya.
Dia berencana ke kantor perwakilan Etihad, pada Selasa ini untuk memastikan kepulangannya ke Indonesia.
"Apakah mereka bisa menukar dengan flight yang lain ada tidak, itu saja yang membuat kita resah," jelas Amwal, kepada wartawan BBC Indonesia, Sri Lestari.
Ibu rumah tangga yang suaminya bekerja di sebuah perusahaan minyak di Qatar ini, berharap dapat tetap pulang ke Indonesia pada lebaran tahun ini.
"Lumayan mahal kan untuk tiket, kita juga memilih Etihad karena Qatar Airways kan lumayan mahal. Kalau Etihad cancel sama dengan Emirates ya agak mengkhawatirkan juga, tetapi kemarin KBRI juga sudah bilang kemarin Etihad dan Emirates tidak lagi membawa penumpang ke Qatar," jelas dia.
Amwal mengatakan sejumlah warga Indonesia yang dia kenal juga mengalami keresahan tak bisa mudik ke kampung halaman. Data KBRI di Doha menyebutkan jumlah WNI di Qatar mencapai lebih dari 40.000 orang yang bekerja sebagai pekerja domestik, di sektor migas, dan perdagangan.
Antrian di supermarket
Pengucilan diplomatik terhadap Qatar oleh Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Libya, Uni Emirat Arab, Yaman serta Maladewa, juga menyebabkan 'kepanikan' dalam kehidupan keseharian di kota Al-Khor, Qatar.
Perbatasan udara laut dan darat ditutup oleh negara-negara tetangga, sehingga ribuan truk yang setengahnya mengangkut bahan pangan dan kebutuhan sehari-hari Qatar, juga terhenti.
Amwal mengatakan banyak tetangga di lingkungan tempat tinggalnya yang menyerbu toko-toko serba ada dan mulai menimbun bahan pangan.
"Di Al Khor kan ada Lulu Hypermarket itu sampai ada antrian satu jam. Jadi panik semua, bahkan tetangga yang di community terutama orang India itu menyetok beras sampai banyak-banyak juga air minum," jelas Amwal.
"Selama tinggal di Doha selama hampir 20 tahun, belum pernah ada kepanikan seperti itu," tuturnya pula.
Qatar 
Qatar sangat bergantung pada negara tetangga untuk menyuplai stok pangan. (AFP)
Kepanikan itu menurut Amwal belum terlihat di Doha, ibu kota Qatar. "Kebetulan saya ada di Doha kemarin (Senin 05/06) sampai siang dan malah sepi," jelas dia.
Menurut Amwal, sejak Senin, Kedutaan Besar sudah meminta agar warga tetap tenang dan tidak panik dengan perkembangan situasi politik di Qatar.
Penerbangan jemaah umroh dialihkan
Larangan terbang bagi pesawat milik Qatar Airways ke negara-negara arab, termasuk Arab Saudi juga berdampak pada jemaah umrah yang menggunakan maskapai tersebut.
Tetapi Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan pemerintah telah mengantisipasinya dengan mengalihkan jemaah umrah ke penerbangan Saudi Arabian Airlines dan Garuda Indonesia.
"Kami berupaya semaksimal mungkin menghubungi beberapa agen (perjalanan umrah), agar mereka yang menggunakan Qatar Airways agar tidak terlantar," jelas Agus.
Kementerian Perhubungan mengatakan telah mengalihkan keberangkatan 20 orang Jemaah umrah dengan penerbangan Saudi Arabian Airlines pada Senin (05/06) dan 45 orang menggunakan Garuda Indonesia pada Selasa (06/06).
Tujuh negara Arab dan Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena dituding mendukung kelompok-kelompok militan ISIS dan Al Qaeda. Kantor berita Saudi, SPA, menyebutkan bahwa Riyadh telah menutup perbatasan negara tersebut dan memutus seluruh kontak darat, laut dan udara dengan negara di Semenanjung Arab itu.
Qatar membantah mendukung ISIS dan Al Qaeda serta menyebut keputusan itu 'tak bisa dibenarkan' dan 'tidak didasarkan pada fakta-fakta'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar